Cuisineer adalah game indie yang dikembangkan oleh BattleBrew Productions dan telah menarik perhatian kami selama beberapa bulan terakhir. Setelah penantian yang lama, kami akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mencoba Cuisineer lebih awal, dan kami akan membagikan ulasannya melalui artikel ini.
Alur Cerita yang Sederhana
Dalam game ini, kamu akan berperan sebagai Pom, seorang pemilik restoran yang kembali ke kampung halamannya di Paell setelah melakukan perjalanan. Ia terkejut mendapati bahwa orang tuanya meninggalkan rumah dan restoran mereka, Istana Kentang, untuk berkeliling dunia. Akibatnya, mereka harus menjual semua aset restoran. Dengan kembalinya Pom, ia bertekad melanjutkan bisnis orang tuanya dan menjadi pemilik Istana Kentang.
Namun, tugasnya tidaklah mudah, karena itu adalah satu-satunya restoran di desanya. Banyak pelanggan yang datang setiap hari, dan dengan utang orang tuanya yang menumpuk, Pom harus bekerja keras untuk melunasi utang tersebut atau restoran ini akan dijual kepada penawar tertinggi.
Setiap hari, Pom harus menghadapi tantangan seperti membunuh monster untuk mengumpulkan bahan masakan, membuka restoran, mengumpulkan kartu pos dari keluarga, membayar pajak, dan beristirahat di malam hari. Untungnya, ia tidak sendirian; sahabatnya, Biscotti, selalu siap membantu dengan memberikan petunjuk tentang resep-resep yang dicari banyak orang serta memberikan dukungan moral.
Kualitas Visual yang Menarik
Grafis Cuisineer sangat memukau dengan nuansa yang damai dan menggugah selera. Efek suara juga sangat sesuai dengan tema permainan, memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pemain. Saat memasak, suara pemotongan, penggorengan, dan perebusan terdengar jelas. Suara pelanggan yang sedang makan membuat kami merasa semakin lapar.
Visual makanan dalam game ini menggunakan gaya semi-realistis yang berhasil membuat kita ngiler. Detail makanan terlihat sangat menggugah, seperti renyahnya hash browns dan es serut yang menyegarkan, serta berbagai hidangan lezat lainnya yang bisa ditemukan dalam Cuisineer.
Lebih dari Sekadar Memasak
Cuisineer tidak hanya berfokus pada manajemen restoran dan makanan, tetapi juga pada eksplorasi dungeon di mana kamu akan bertarung melawan berbagai monster. Untuk mendapatkan bahan masakan, kamu harus berburu monster di dungeon, yang akan menjatuhkan bahan sesuai jenisnya. Misalnya, ayam memberikan telur dan daging, sementara Pewtato memberikan kentang. Kamu juga perlu mengumpulkan batu dan kayu dengan menghancurkan pohon dan batu yang ada di sepanjang jalan. Ada juga peti dan vas yang bisa dihancurkan untuk mendapatkan bahan tambahan.
Terdapat lima peta yang bisa dijelajahi, yaitu Green Ruins, Mala Caverns, Frozen Fjord, Cooking Arena, dan Konpeito Swamps. Untuk membuka masing-masing peta, kamu harus menyelesaikan Main Story Quest terlebih dahulu. Beberapa area dalam peta, disebut Arena Area, mengharuskan kamu mengalahkan semua monster untuk bisa keluar. Tentu saja, imbalan yang didapat cukup menguntungkan.
Semakin dalam kamu menjelajah dungeon, semakin banyak monster yang akan dihadapi, termasuk Boss Battle yang memberikan item langka. Jika kamu kelelahan, kamu bisa cepat pulang menggunakan Amulet yang diberikan oleh Biscotti.
Untuk bertarung, ada dua jenis serangan yang dapat digunakan, yaitu serangan jarak dekat dan jarak jauh. Selain itu, terdapat dua serangan khusus yang memiliki cooldown setelah digunakan, jadi penting untuk merencanakan penggunaannya. Senjata yang digunakan juga memiliki efek unik, seperti racun, pembekuan, atau pembakaran.
Kesehatan dalam game ini dapat ditingkatkan dengan sarung tangan atau sepatu bot. Kamu juga dapat membawa Milk Tea sebagai potion saat berada di dungeon, atau menggunakan Healing Fountains untuk menghemat potion. Perhatikan HP kamu, karena jika mati, hampir 90% barang yang dimiliki bisa hilang.
Keterampilan Manajemen
Setelah membahas dungeon, mari kita lihat aspek manajemen restoran. Di desa, terdapat empat tempat penting yang akan membantumu sepanjang petualangan: Bubble Tea Shop, Carpentry Shop, Armor Smith, dan dua toko yang buka setiap hari. Di toko-toko ini, kamu bisa membeli berbagai barang, memperbesar restoran, membeli armor, dan mengupgrade senjata.
Cara kerja restoran hampir sama dengan game manajemen restoran lainnya. Kamu akan mulai dengan membuka restoran, pelanggan datang dan memesan makanan. Setelah itu, kamu pergi ke dapur untuk memasak pesanan. Makanan akan dimasak secara otomatis hingga siap, dan pelanggan akan mengambil pesanan mereka di konter sebelum membayar di kasir.
Jumlah pelanggan akan bervariasi sesuai waktu, seperti saat Lunch Rush dan Dinner Rush, di mana banyak pelanggan akan datang. Selama restoran buka, kamu harus memberikan pelayanan terbaik kepada semua pelanggan, meskipun ada juga pelanggan yang sulit.
Tidak ada batasan jumlah resep yang bisa dimasak, tetapi terbatas pada jumlah bahan yang dimiliki. Pom dapat mempelajari hampir 100 resep dan menyajikan semua resep tersebut jika bahan mencukupi. Saat ini, Pom adalah satu-satunya yang bekerja di restoran, tetapi bisa mendapatkan asisten untuk meringankan tugas.
Cuisineer berhasil memikat saya untuk bermain berlama-lama. Monster-monsternya lucu, tetapi kita harus mengalahkan mereka untuk mendapatkan bahan masakan. Mengelola restoran dan merencanakan secara strategis untuk mendapatkan bahan-bahan juga cukup menantang, terutama dengan resep yang diinginkan pelanggan.
Secara keseluruhan, Cuisineer adalah game yang sangat menyenangkan dan mengingatkan kita pada permainan manajemen restoran klasik. Elemen roguelike menambah kedalaman yang membuatnya semakin menarik.